Rabu, 24 April 2013

INFO BATAN Nuklir Pasca Fukushima


Kecelakaan nuklir di manapun selalu memperburuk kepercayaan publik terhadap teknologi PLTN. Di Indonesia tingkat penerimaan terhadap nuklir sempat mencapai 59,7% sebelum perisitiwa Fukushima. Angka itu lalu jatuh ke angka 49,5% pasca kecelakaan Fukushima tahun 2011. Namun perlahan angka itu naik menjadi 52,9% menjelang akhir 2012. Bagaimana nasib nuklir sebagai alternatif pembangkit listrik di masa depan?
Di Jepang, dari 52 unit PLTN yang ada hanya dua yang beroperasi. Selebihnya ditempatkan pada posisiidle, menunggu keputusan boleh-tidaknya dioperasikan lagi. Dampak sosial dihentikannya mayoritas PLTN di Jepang sudah dirasakan masyarakatnya, seperti naiknya biaya energi dan terhambatnya ekonomi di negeri yang 30% energinya bergantung kepada nuklir. PM Shinzo Abe yang sekarang memerintah terkesan sangat hati-hati mengenai kelanjutan PLTN tersebut, walaupun mayoritas walikota di daerah dalam radius 30 km setuju PLTN beroperasi lagi. Ia mengatakan bahwa pihaknya akan mengkaji-ulang keinginan PM sebelumnya untuk menutup semua PLTN Jepang. Abe bahkan mengatakan dalam wawancara TV pertamanya setelah terpilih bahwa ia akan membangun PLTN desain baru yang jauh lebih aman untuk membangun perekonomian Jepang. 
Namun begitu, bicara tentang PLTN merupakan hal yang sangat sensitif di Jepang. Tampaknya, keputusan untuk me-restart 50 PLTN yang sedang menganggur itu akan sulit dilakukan sebelum bulan Juli 2013, saat mana Majelis Tinggi Jepang yang baru akan terbentuk dan bersidang. Bulan Juli itu juga merupakan tenggat waktu bagi Badan Pengawas Nuklir Jepang, yang merupakan badan baru dan independen, menyusun aturan terkini mengenai persyaratan beroperasinya PLTN di Jepang. Sementara itu, upaya Jepang untuk mengekspor PLTN ke luar negeri terus dilakukan. Sebagaimana diberitakan Media Indonesia, 12 Februari, Jepang membidik Saudi Arabia sebagai tujuan ekspor PLTN nya. Sebelumnya Jepang telah mengikat deal dengan Vietnam.
Di Jerman, keputusan untuk menutup PLTN semakin mendapat dukungan pasca Fukushima. Listrik dari nuklir dibebani pajak yang tidak dikenakan kepada moda pembangkitan listrik lain. Pajak yang ditimpakan karena “menimbulkan rasa ketakutan” itu tentu saja berbau diskriminatif, dan dijadikan cara mudah untuk menambah devisa. Baru-baru ini pajak kontroversial tersebut dinyatakan oleh pengadilan pajak Hamburg sebagai “inkonstitusional” dan diajukan ke Mahkamah Konstitusi.
Hikmah dari semua itu adalah semakin hebatnya pengembangan energi terbarukan (ET). Tentu saja ini hal ini baik bagi diversifikasi energi dan lingkungan hidup. Tapi menafikan energi nuklir menjadi beban yg cukup mahal. Kini mereka harus mengimpor listrik lebih banyak dari negara tetangga seperti Perancis, yang nota bene menghasilkan hampir 80% listriknya dari nuklir.
Permasalahan lain dengan ET yang digunakan di sana adalah bahwa sumbernya berada di utara, sedangkan sebagian besar industri berada di selatan, sehingga muncul biaya transmisi tambahan. Belum lagi sifat ET yang tidak stabil tergantung keadaan cuaca, intermiten, dan umumnya berkapasitas rendah. Skema feed-in tariff yang diterapkan di sana ujung-ujungnya membebankan konsumen juga.
Bagaimana negara-negara lain? Inggris dan Amerika Serikat nyaris tidak terpengaruh oleh kecelakaan nuklir Fukushima. China dan Korea sempat terpengaruh sesaat, namun setelah kaji-ulang terhadap keselamatan, mereka semakin memantapkan program PLTN. UEA, Turki, Bangladesh dan Vietnam jalan terus dengan pembangunan proyek PLTN mereka. Sementara tahap persiapan di negara jiran seperti Malaysia, Filipina, Thailand, terus berjalan.
Memang kebutuhan energi yang sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan ekonomi di tengah-tengah terkurasnya sumber daya bahan bakar fosil, merupakan suatu yang tidak bisa dihindari. Menurut Laporan Dewan Energi Dunia (WEC) semakin mahalnya harga energi akhir-akhir ini ditambah resesi global, ketidakmenentuan politik dan perubahan iklim, telah mengurangi kekhawatiran para pemimpin energi dunia terhadap PLTN. Laporan itu juga menyebutkan bahwa pengembangan ET dan peningkatan efisiensi energi merupakan teknologi yang perlu diupayakan. Laporan itu dibuat berdasarkan survey terhadap para menteri, CEO, dan pakar energi dari 90 negara.
Sedangkan di Indonesia, masalah PLTN dan bahkan bauran energi secara umum, akhir-akhir ini tampaknya tertutup oleh isu politik yang lebih menarik. Namun begitu, upaya diversifikasi energi harus terus dilakukan di tengah-tengah mulai mahalnya harga BBM dan semakin terasanya dampak perubahan iklim akibat penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan. Energi terbarukan merupakan salah satu opsi penting, walaupun disadari sumber energi ini di Indonesia tidak akan mencukupi karena kondisi geografis yang kurang ideal untuk jenis tenaga angin dan surya. Sementara potensi sumber geothermal yang ada jauh di bawah kebutuhan masa depan bangsa ini yang diharapkan menjadi 10 besar dunia pada tahun 2030. Oleh karena itu, bagaimanapun, tenaga nuklir harus diupayakan. Jangan didiskriminasi.
Salah satu hikmah peristiwa Fukushima adalah pengetahuan umum masyarakat tentang pemanfaatan nuklir semakin baik. Indikasinya adalah hasil survey BATAN yang menunjukkan bahwa proporsi masyarakat yang menjawab “tidak tahu” tentang nuklir semakin berkurang. Masyarakat semakin sadar perlunya mengutamakan keselamatan dan tidak boleh merasa cepat puas dengan tingkat keselamatan nuklir yang selama ini diketahui sudah sangat baik dengan budaya keselamatannya.(Ferhat Aziz : Deputi Kepala BATAN Bidang Pemanfaatan Hasil Litbang dan Pemasyarakatan Iptek Nuklir)
(telah dimuat di kolom  Opini Harian Media Indonesia, 28 Februari 2013)
bkhh  : 01-03-2013 15:05:12

Minggu, 31 Maret 2013

Blog IPB : Meraih Berkah di Tanah Bertuah



  Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tuah berarti sakti, keramat, berkat (pengaruh) yang mendatangkan keuntungan (kebahagiaan, keselamatan, dsb).

  Kita mafhum bersama bahwa Indonesia sudah jauh-jauh hari dikenal dengan sebutan Negara Agraris. Sebutan tersebut bukan tanpa alasan, karena memang sesungguhnya Indonesia diberkahi dengan tanah yang sangat subur, kaya akan sumber daya alam  baik hayati maupun nabati. Sampai-sampai ada sebuah lirtik lagu yang mengatakan “ Tongkat kayu dan batu jadi tanaman”. 

  Lirik lagu diatas, orang mungkin berfikir bahwa tanah kita yang bertuah dalam arti apapun yang ditanam ditanah kita seolah sudah pasti tumbuh subur. Akan tetapi sesubur apapun sumber daya alam kita, tanpa ditanangi dengan benar, maka semua  itu akan sia-sia. 

  Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sudah sewajarnyalah kita meningkatkan kemampuan dibidang ilmu pertanian pada khususnya, agar usaha pertanian dinegara kita semakin berkembang dengan pesat, sehingga ditahun-tahun yang akan dating, kita tidak perlu lagi mengimpor bahan makanan dari luar negri, bahkan kalau perlu kitalah yang menjadi pengekspor kebutuhan makanan negara –negara lain.

  Hadirnya Institusi-institusi pendidikan yang mempunyai kosentrasi dibidang pertanian, dapat menjadi wadah pertumbuhan bibit-bibit akademisi yang mempunyai kosentrasi dibidang pertanian. Kita perlu berbangga diri Indonesia mempunyai Institut Pertanian Bogor (IPB), yang dari sinilah lahir para ahli pertanian handal.

  Dari merelah insinyur-insinyur menaruh harapan, semoga Indonesia menjadi Negara yang kuat baik secara sandang maupun pangan. Sehingga usaha-usaha kita dalam meraih kesejahteraan pangan di Indonesia akan terwujud dan itu bukan hal yang mustahil.

Sabtu, 09 Maret 2013

Sonic Linguistic : Antusiasme Pembimbing Lomba "News Casting" dari Filipina



"Yakinlah pasti menang!" itulah motivasi yang terlontar dari Mrs. Bar-Bar kepada siswanya yang ikut berkompetisi dalam ajang News Casting di MAN Insan Cendikia, Serpong, Minggu (03/03/2013). Dengan penuh semangat yang membara, akhirnya membuahkan hasil dapat melaju ke babak semifinal. Mau tahu kisah selanjutnya Simak yuk...!

Wajah semangat terpancar dari peserta News Casting yang berasal dari Binus International High School Serpong
 setelah mendapat motivasi dari Mrs. Bar-Bar (kedua dari kanan).

Tahukah anda Mrs. Bar-Bar?
Barbara Recibe  yang kerap disapa Mrs. Bar-Bar adalah pembimbing peserta News Casting dari Binus International High School Serpong. Jauh datang langsung dari Filipina demi membina siswanya agar menjadi juara.
Spirit...spirit...spirit, You think you can, YOU CAN ! and for me....Take Win!" Tegas Mrs. Bar-Bar saat memberikan semangat kepada siswanya.

Motivasi yang besar membuat Adelle Saelan sangat antusias, hingga menggiringnya ke babak semifinal untuk memperebutkan juara pertama. Siswa yang baru kelas VII  ini berasal dari Bandung yang bersekolah di Binus International High School Serpong, Tangerang. 


Persiapan para peserta lomba News Casting sebelum memasuki ruangan Broadcasting.
News Casting Competition kali ini dimulai pada hari minggu 03 Maret, berlangsung pukul 09.00 sampai 11.00. Dari 18 peserta akan di saring menjadi 10, kemudian di lanjutkan menjadi lima peserta yang nantinya akan di pertandingkan lagi pada babak semi final  sekaligus final.

Mengenai sistem perlombaan peserta akan di berikan penjelasan saat Brifing yang bertemakan "Indonesian Weather Forecast ." Kemudian peserta diberikan durasi waktu 7 menit untuk menyiapkan materi dan mengingatnya untuk disampaikan dalam Performance-nya.



Kompetisi ini berjalan dengan baik, akan tetapi karena kabel sound system yang kurang baik, pendengaran agak sedikit tergangu, tetapi kejadian tersebut hanya berlangsung beberapa menit saja dan tidak menimbulkan kekacauan. Panitia cukup sigap dalam menangani permasalahan tersebut.

Menurut M. Diva Pasha, Ketua News Casting mengatakan "Kompetisi kali ini alhamdulillah berjalan dengan lancar hanya permasalahannya ada pada kabel sound system saja, namun semuanya dapat diatasi dengan baik, harapan saya News Casting kali ini bisa berjalan dengan  tuntas dan peserta mendapatkan suatu pengalaman agar bisa diterapkan disekolahnya masing-masing."

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Alfian Theme | Bloggerized by Alfian Islamiyah - Smk Al Amanah | Enterprise Project Management